Kamis, 07 Agustus 2014

Cave Rescue (Penyelamatan Yang Terjadi Dalam Goa)


TUJUAN KEGIATAN
Memberi pertolongan pada musibah di dalam gua

PROSEDIR PELAKSANAAN
Kegiatan CAVE RESCUE ialah kegiatan penuh ketegangan, amat sulit dilaksanakan, dan membutuhkan banyak tenaga yang trampil, waktu, pengorbanan uang dan penuh resiko. CAVE RESCUE tidak akan dapat berhasil bila tidak ada koordinasi yang baik antara kesemua unsur yang dipekerjakan

Dalam CAVE RESCUE dapat terjadi hal-hal yang tidak pantas terjadi, bila sebelumya tidak dipersiapkan dulu suatu “ code of conduct “. Kesimpang siuran, bahkan keadaan panik dan putus asa dapat mengakibatkan tindakan-tindakan yang “ tidak masuk akal “ atau dibuatnya keputusan-keputusan yang controversial. Hal-hal dibawah ini yang dapat terjadi :

- Keterlambatan tindakan karena keragu-raguan mengambil keputusan
- Duplikasi tindakan, sehingga timbul repetisi yang tidak efisien.
- Miskomunikasi karena tidak ada saling pengertian.
- Kesimpang siuran tindakan karena masing-masing petugas tidak tahu apa yang harus dikerjakan dan apa fungsinya.
- Tidak tersedianya peralatan yang dibutuhkan karena memang terlupakan untuk dibawa atau memang tidak ada.
- Emosi yang tidak terkendali sehingga timbul pertengkaran dan cara mengambil keputusan yang seraba salah.
- Meninggalnya pasien bukan karena kecelakaan itu sendiri, tetapi karena salah tindakan dari para penolong.
- Timbulnya lebih banyak kecelakaan yang diderita oleh para penolong, atau para penolong ada yang “ hilang “ didalam gua, karena memang tidak biasa masuk kedalam gua, apalagi melakukan kegiatan CAVE RESCUE .
- Memakai peralatan yang salah sehingga membahayakan para penolong sendiri dan korban, karena kurang pengertian atau main “ tambal sulam “ karena alat yang tepat tidak tersedia.

Daftar kesalahan-kesalahan ini dapat diperpanjang lagi, hal mana yang tidak berdasarkan pada teori saja, tetapi dapat dibaca dari laporan-laporan kumpulan musibah di Amerika Serikat dan CAVE RESCUE.

Karenanya Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia, atas dasar POLA kegiatan CAVE RESCUE di Amerika Serikat, Belgia Inggeris, Prancis disesuaikan dengan kondisi dan situasi di Indonesia, mencoba untuk menyusun petunjuk-petunjuk tata cara pelaksanaan CAVE RESCUE yang benar dan yang senantiasa diberitahukan kepada BADAN SAR NASIONAL, dan minta mereka ikut mengkoordinirnya.

Petunjuk ini mempunyai tujuan ganda :
Dengan petunjuk ini setiap penelusur gua akan diperingatkan, bahwa kegiatan itu sangat berbahaya dan harus dilakukan dengan penuh pengertian ( sensible ) dan penuh tanggung jawab ( responsible ). Makin rumit suatu gua, makin jauh si penelusur masuk ke dalam gua, makin ia harus menyadari, bahwa CAVE RESCUE akan semakin rumit dikerjakan. Karenanya harus disadari oleh setiap orang yang membaca petunjuk ini, bahwa cara paling baik ialah MENGHINDARI MUSIBAH.

Petunjuk ini akan menyadarkan pembacanya, bahwa petunjuk ini baru ada gunanya, bila ada wadah yang melaksanakannya. Jadi dengan membaca petunjuk ini harus terstimulir pembentukan CAVE RESCUE GROUPS, yanag senantiasa harus melatih diri (seperti di luar negeri) dan berada dalam keadaaan siap siaga.

Petunjuk ini harus dijadikan pegangan yang mantap untuk melakukan tindakan-tindakan dilapangan atau pada waktu latihan, tanpa membuang-buang waktu lagi, dan sebelumnya dapat dipakai untuk mempertimbangkana alaternatif-alternatif atau inovasi-inovasi yang dibutuhkan.

Petunjuk ini memang merupakan PEGANGAN yang masih dapat, bahkana mungkin masih perlu dimodifikasi atau disempurnakan. Dan hanya ini hanya dapat dilakukan, bila berulangkali diadakan LATIHAN CAVE RESCUE.


TIGA UNSUR KEGIATAN CAVE RESCUE HARUS JELAS DIPERSIAPKAN:
- Unsur MEDIS
- Unsur KOMUNIKASI
- Unsur TEKNIK

Ketiga unsur ini harus kait mengait, saling menunjang dan berbobot sama pada setiap kegiatan CAVE RESCUE. Di Perancis unsur MEDIS menjadi unsur yang paling diutamakan. Pasien harus distabilisir dan diatasi keadaannya didalam gua secara sesempurna mungkin. Di Inggris faktor waktu diutamakan. Pasien dievakuasi sedini mungkin dengan teknik yang ditonjolkan sebagai unsur yang paling penting.

Di Indonesia, harus dianut prinsip peninjauan kasus demi kasus.
Komunikasi di Indonesia harus yang paling utama. Disusul oleh teknik, dan akhirnya segi medis. Dari ketiga unsur ini segi medis yang akan terasa paling memprihatinkan, karena tidak ada, atau hampir tidak ada dokter atau tenaga paramedis yang sanggup memasuki gua. Karenanya, pendidikan darurat untuk mengatasi keadaan kritis pasian, tindakan gawat darurat (Cardiopulmonary resuscitation) oleh para anggota teknik maupun komunikasi, menjadi syarat MUTLAK, sebelum menyediakan diri untuk terjun dalam kegiatan CAVE RESCUE, atau menjadi aanggota team CAVE RESCUE. Tanpa menguasai P3K dan prinsip-prinsip mengatasi keadaan gawat darurat dari korban musibah, sebaiknya jangan menolong korban, karena korban hampir pasti tidak akan dapat tertolong. Karenanya dalam SETIAP Kursus Speleologi DASAR sudah merupakan kewajiban mutlak, untuk memasukkan kuliah CPR dan tindakan GAWAT DARURAT, karena dengan mata kuliah itu diharapkan setiap penelusur gua sudah memahami cara-cara bagaimana mengatasi situasi gawat darurat dan mengadakan self rescue. Tanpa mata kuliah itu, setiap kursus Speleologi yang diadakan, kurang bertanggung jawab.

SELF RESCUE menjadi prinsip dari penelusuran gua. Dengan demikian tidak sampai terpaksa menunggu kedatangan team rescue yang belum tentu tersedia atau dapat dihubungi pada waktunya. Dengan self rescue si Korban sudah dapat distabilisir dan mungkin dapat dikeluarkan dari lokasi didalam gua. Oleh para temannya. Tanpa self rescue, kemungkinan si Korban masih tertolong adalah kecil sekali.

Karenanya CODE OF CONDUCT pada CAVE RESCUE (termasuk SELF RESCUE), Etika dan Moral penelusuran gua merupakan SYARAT MUTLAK untuk difahami, dan dijiwai oleh setiap penelusur gua yang menganut prinsip SENSIBLE AND RESPONSIBLE CAVING (PENELUSURAN GUA PENUH PENGERTIAN DAN TANGGUNG JAWAB).

Ironisnya, regu-regu CAVE RESCUE bakal sibuk dengan tugas menolong para korban regu-regu pecinta alam yang menelusuri gua tanpa adanya sedikitpun rasa pengertian dan rasa tanggung jawab ini ! Bahkan mungkin mereka malah “nekad” karena pernah mengikuti “kursus-kursus Speleologi” yang tidak mengajarkan P3K dan tindakan GAWAT DARURAT dan prinsip-prinsip CAVE RESCUE ini ! Jadi lokasi kecelakaan pasti akan sangat rumit dan kemungkinan pertolongan hampir nihil !

Agar setiap pembaca naskah pegangan CAVE RESCUE ini menjabarkan kepada setiap calon penelusur gua akan pentingnya teknik SELF RESCUE.

TAHAP-TAHAP CAVE RESCUE

CAVE RESCUE terdiri dari EMPAT tahap yang masing-masing mempunyai problematikanya dan harus dipersiapkan secara matang. Pada kegiatan lapangan, pasti akan terjadi overlap antara tahap yang satu dengan yang lain, tetapi persiapan masing-masing tahap (mulai dari administrasi, sampai pada peralatan dan personalia) sudah harus dikerjakan secara mapan. Tanpa persiapan akan terjadi suatu gap, yang dapat menimbulkan kekacauan.

Adapun tahapan-tahapan yang harus difahami dan dipersiapkan secara matang :

A.PERSIAPAN CAVE RESCUE
B.PROSEDUR PELAPORAN TERJADINYA MUSIBAH DAN PERSIAPAN SEBELUM BERANGKAT
C.KEGIATAN LAPANGAN
D.TINDAK LANJUT


A.PERSIAPAN CAVE RESCUE 

Sebelum terjadi musibah didalam gua sudah harus dipersiapkan dulu segala sesuatu untuk menangani panggilan, atau permintaan bantuan.


- DIBUAT DAFTAR LENGKAP : NAMA-ALAMAT-NOMOR TELEPON, yang harus ditempelkan didekat alat telepon/rig masing-masing anggota team CAVE RESCUE. Bila menggunakan hubungan ORARI : CALL SIGN, PANJANG GELOMBANG, JAM-JAM DIUDARA.
- Personalia TEKNIK CAVE RESCUE 
- Personalia TEAM MEDIS (Dokter, perawat, anggota yang khusus mendapat didikan perawatan, rumah sakit).
- Personalia TEAM KOMUNIKASI (ORARI, KRAPP, yang ahli menjadi penghubung/kurir, yang punya handy talky)
- Fasilitas AMBULANCE SERVICE
- Fasilitas TRANSFUSI DARAH
- Fasilitas CATERING (Rumah makan, catering service perumahan, keluarga yang dapat membantu, dll.)
- Fasilitas alat-alat khusus (Mobil Derek, pendinamitan lorong gua, alat bor listrik, palu besar, perahu, gas zat asam dalam silinder, masker, alat diving, dongkrak, megaphone, tenda, katrol, dsb.)
- Pemilik peralatan TEKNIK – MEDIK – KOMUNIKASI yang diperlukan.
- Pemilik kendaraan untuk para penolong.
- Personalia team Hubungan Masyarakat.
- Personalia team pengaman di lokasi Rescue.


1. TEAM TETAP : PERSONALIA TEKNIK – MEDIS – KOMUNIKASI ATAS DASAR SUKARELA, DAN RASA KETERIKATAN (KOMITMEN), SUDAH HARUS TERBENTUK.
2. MENYEDIAKAN SEMUA PERALATAN TEKNIK – MEDIS – KOMUNIKASI YANG DIPERLUKAN DALAM CAVE RESCUE. Dipool disatu atau dua alamat.
3. MENYEDIAKAN PERALATAN PENUNJANG (Alat administrasi, daftar keluar masuk gua, peluit, tenda, kompor, dsb). Dipool disatu alamat.
4. KEUANGAN / MODAL UNTUK MENGADAKAN CAVE RESCUE, Harus disediakan.
5. HUBUNGAN BAIK DENGAN TEAM-TEAM RESCUE (SARNAS, SAR DAERAH)
6. HUBUNGAN BAIK DENGAN ORARI DAN LAIN-LAIN AHLI KOMUNIKASI
7. HUBUNGAN BAIK DENGAN TEAM MEDIS, RUMAH SAKIT, AMBULANCE SERVICE, dll.



B. PROSEDUR PELAPORAN TERJADINYA MUSIBAH DAN PERSIAPAN SEBELUM BERANGKAT TERIMA LAPORAN MELALUI KURIR / TELEPHON
- Catat nama lengkap pelapor dan alamat tempat tinggalnya.
- Catat alamat dari mana berita disampaikan, juga nomor telepon atau panjang gelombang.
- Catat JAM laporan diterima.
- Catat NAMA-NAMA para korban dan alamat masing-masing.
- Catat keadaan korban secara ringkas : kesadaran, luka-luka, pendarahan, kesulitan bernafas, denyut nadi, GOLONGAN DARAH.
- Catat jenis musibah : keruntuhan, tersesat, kebanjiran dll.
- Catat berapa orang yang tidak mengalami musibah dan bagaimana keadaan mereka, apa masih dapat digunakan tenaganya untuk menolong.
- Minta lokasi gua : Dukuh, Desa, Kecamatan, Kabupaten, Propinsi dan minta dibuatkan peta secermat mungkin, cara bagaimana mencapai lokasi gua, dan peta itu minta ditinggalkan di tempat tertentu ( lokasi si pelapor menelpon / mengirim berita )
- Beritahukan nama anda kepada sipelapor
- Berikan waktu.selama dua jam kepada pelapor untuk :
- Menghubungi ORARI setempat atau mencari siapa yang mempunyai rig untuk dapat digunakan berkomunikasi.
- Menghubungi Rumah Sakit terdekat dan Ambulance serta dokter dan perawat. Dicatat olehnya alamat dan nomor telepon mereka.
- Menghubungi yang berwajib untuk minta bantuan mengamankan daerah sekitar mulut gua.
- Mencari dimana fasilitas catering (warung makan) yang terdekat.

SEMUANYA INI HARUS DILAPORKAN LAGI SETELAH DUA JAM.
Selama dua jam ini si Penerima laporan melakukan hal-hal di bawah ini :

- Menghubungi semua pihak dengan kurir / telepon / radio Pihak Medis – Komunikasi – Teknis, dan minta agar mereka semuanya stand-by, siap berangkat, ditempat tertentu (salah satu rumah anggota HIKESPI / rumah anggota ORARI / Rumah Sakit / rumah dokter, dll).
- Bila rekan-rekan CAVE RESCUE GROUP sekota tidak cukup atau tidak ada ditempat, agar menghubungi rekan-rekan dari kota terdekat lainnya, atau yang paling dekat dengan lokasi musibah : per-telepon, radio, telegram.
- Mengumpulkan semua peralatan yang dibutuhkan : TEKNIK, MEDIS, KOMUNIKASI. Dipool disatu tempat : tempat berkumpul.
- Mencari dan mendapatkan TRANSPORTASI, lengkap supir-supirnya.
- Mengecek soal keuangan.
- Mengecek soal kebutuhan administrasi (daftar keluar masuk gua ! peta gua !kertas-kertas dan pensil untuk kurir ! sticker dengan pertanyaan-pertanyaan !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar