Jumat, 29 November 2013

SAR search and Rescue of Indonesia

.
SAR adalah merupakan singkatan dari Search And Rescue, dengan demikian maksud dan tujuan dari misi SAR adalah mencari dan menolong.
Secara spesifik lagi SAR dapat didefinisikan sebagai pengarahan personal dan fasilitas yang tersedia didalam memberikan pertolongan kepada manusia atau sesuatu yang berharga yang berada dalam keadaan celaka atau distress dilokasi yang terisolir.

Dalam Misi SAR, baik struktur organisasinya maupun pola pencariannya, sangat tergantung dari kondisi pada saat keadaan darurat itu berlangsung.
Misalnya, jumlah orang atau personal yang berperan, akan tergantung pada banyaknya tenaga yang dibutuhkan dan fasilitas SAR yang tersedia dilapangan.
Disamping itu masih harus diperhitungkan luas dan kerawanan area Pencarian berdasarkan letak geografisnya.

Pada dasarnya misi SAR itu merupakan bentuk kegiatan insidental yang menyangkut keselamatan jiwa para survivor yang sedang dalam keadaan distress, jadi dalam pelaksanaannya diperlukan adanya suatu system kerja yang tidak hanya sekedar serba cepat, tapi juga perhitungan-perhitungan yang matang dan pengoperasian yang efektif, serta hal-hal lain guna menyelamatkan jiwa sebanyak dan sedini mungkin.

Maka dengan demikian bila hal kesiapan dari suatu perencanaannya bisa berjalan dengan baik, misi itu dapat terhindar atau paling tidak menekan sekecil mungkin kesalahan-kesalahan yang akan mengakibatkan keterlambatan penemuan survivor.
Jadi motto dasar dari suatu operasi SAR adalah pergerakan yang cepat dan tepat, cermat, dan cekatan ( 3 C ) serta tanggap saat dalam melakukan misi kegiatan itu.


Dalam kegiatannya belakangan ini misi SAR tidak hanya diikuti oleh personal-personal khusus / sepesialis ataupun propesional di bidangnya, tapi juga diikuti oleh tenaga-tenaga amatir yang pada umumnya dari kalangan kelompok Pencinta Alam atau Pendaki Gunung yang datang secara sukarela untuk menyumbangkan tenaganya walaupun niat tulus itu tanpa didasari oleh pengetahuan SAR yang mendasar.

Sekarang dapat kita lihat frekuensi operasi-operasi SAR yang pernah dilaksanakan.
Dari seluruh operasi SAR tersebut satu hal yang sangat menarik perhatian adalah adanya partisipasi yang spontan diberikan oleh para penggiat kegiatan di alam terbuka yang turut aktif dalam setiap kegiatan SAR atau misi kemanusiann lainnya seperti penanggulangan bencana alam dsb.

Dalam kebersamaan beraktivitas didalam misi kemanusiaan saat itu dan atas rasa kemanusiaan serta kesetiakawanan dan juga tanggung jawab moral, tanpa disadari tumbuh semacam kode etik untuk saling bahu-membahu dalam menolong sesama yang sedang mengalami musibah itu.

Di mana untuk hal tersebut tentunya sangat menggembirakan, namun juga, sangat disayangkan karena kebanyakan inisiatif niat tulus dari para penggiat kegiatan di alam terbuka ( Pencinta alam / pendaki gunung ) itu tidak selalu memberikan hasil yang maksimal.

Hal seperti itu mungkin karena disebabkan adanya suatu keterbatasan kurangnya wawasan pengetahuan dan persepsi tentang SAR itu sendiri dari personal yang terlibat.
Dan masih banyak yang kita ketahui tentang kelemahan dan kekurangan yang diketahui dilapangan, dimana personal tim yang tergabung didalam misi SAR itu masih banyak yang tidak menguasai teknik peta – kompas Gunung Hutan dan skill lainnya yang seharusnya dikuasai oleh seorang personil SAR.

Minggu, 03 November 2013

SURVIVAL



    Setiap pendakian atau berpetualang di alam bebas yang akan di lakukan sebelum berangkat segala sesuatunya harus di persiapkan dengan benar benar matang. Banyak kejadian para pendaki kesulitan dalam perjalanan pendakiannya bahkan tidak jarang kita mengetahui dari media masa tidak sedikit pendaki tersesat dan kehilangan arah hingga meninggal dunia. Mendaki gunung atau hidup di alam bebas memerlukan mental dan fisik yang tangguh serta pengetahuan dan ketrampilan, salah satunya adalah survival.
Survival berasal dari kata survive yang artinya menyelamatkan diri, sedangkan yang di maksut survival dalam arti yang luas adalah kelangsungan hidup seseorang, di mana seseorang itu tidak mendapat (menerima) fasilitas (pelayanan) yang sempurna (semestinya) secara teratur karena adanya pengaruh atau masalah yang timbul pada waktu itu. Dengan semestinya kelangsungan hidup seseorang itu sangat tergantung pada kemampuan dirinya sendiri untuk mempertahankan keselamatan hidupnya. Secara umum survival di artikan sebagai kemampuan mempertahankan diri dalam keadaan darurat atau kritis, dalam bersurvival ini jelas kemampuan mempertahankan diri tergantung pada sikap mental, pengetahuan dan keterampilan. Kebutuhan karena adanya survival adalah di sebabkan kesulitan kesulitan keadaan alam (cuaca), keadaan makluk hidup di sekitar (binatang dan tumbuhan), keadaan diri sendiri (mental, fisik dan kesehatan).
Arti survival dalam buku komando para SURVIVAL :
  • S : Sadarilah sungguh sungguh situasimu
  • U : Untuk malang tergantung ketenanganmu
  • R : Rasa takut dan panik harus kamu kuasai
  • V : Vakum (kosong) isilah dengan segera
  • I : Ingatlah selalu di mana kamu berada
  • V : Viva (hidup) tetap hargailah dia
  • A : Adat istiadat setempat patut ditiru
  • L : Latihlah dirimu dan belajarlah selalu
Dalam keadaan darurat atau kritis yang salah satunya adalah tersesat dan kehilangan arah maka lakukan tindakan STOP :
  • S : Stop and seating (berhenti dan duduklah setenang mungkin)
  • T : Thingking (berfikirlah)
  • O : Observe (amati keadaan sekitar dengan seksama)
  • P : Planning (buat rencana yang harus di lakukan segera mungkin)
Faktor faoktor utama dalam survival adalah memanfaatkan peralatan yang kita bawa dan yang tersedia di alam, tali temali, menguasai tanda tanda alam, P3K. Sedangkan teknik survival meliputi Air, makanan, bivak dan membuat tanda tanda komunikasi untuk meminta pertolongan.
Air dan makan
Dalam keadaan survival air adalah faktor yang paling pokok karena fisik akan lemah jika kekurangan air. Dalam hutan tropis air yang akan di minum langsung dapat di bedakan dengan melihat tidak berwarna, tidak berasa.
·        Air yang langsung dapat di minum seperti tampungan air hujan dan air yang ada dalam tanaman (misalnya dalam tanaman rambat). Air yang ada pada tanaman yaitu yang berbatang lunak  seperti pohon  randu, rotan muda, bambu yang masih muda, pelepah enau, pelepah nipah, pohon pisang dan bunga kantung semar.
·        Air yang harus di murnikan dahulu contohnya air sungai yang tergenang dan sunagai besar, air yang di dapat dari menggali pasir dan yang berasal dari tanah. Tanah yang mengandung kapur memiliki banyak mata air karena kapur dapat di larutkan sehingga mudah di bentuk saluran air. Di tanah bebatuan pada daerah granit carilah bukit yang berumput paling hijau kemudian gali dasarnya yang tumbuh rumputnya paling hijau.Di tanah gembur air mudah di dapat dengan mencari daerah lembah karena air dekat dengan permukaan tanah. Di tanah yang tandus kita bisa memperhatikan arah terbang burung dang hinggap, di mana kemungkinan kita akan mendapatkan air dan beberapa tumbuhan tertentu dapat menentukan tempat air. Jika tidak mendapatkan air jalan terakhir dengan mengumpulkan embun.
·        Perbekalan makan jika semakin berkurang hingga kehabisan di perjalanan. Kita dapat memperolah makanan dari flora (tumbuhan) seperti akar (umbi), daun, buah, batang tumbuhan juga fauna (hewan). Jika ragu ragu dalam mengenal tumbuh tumbuhan dengan pasti maka yang perlu di lakukan terlebih dahulu adalah : Menghindari tumbuhan yang berwarna mencolok, mencoba dengan mencicipi atau dengan mengoleskan pada kulit tunggu beberapa menit jika terasa gatal dan panas sebaiknya jangan di makan, namun demikian semua tergantung pada fisik sesorang yang mencoba. Jangan makan satu jenis tumbuhan terlalu banyak usahakan memakan tumbuhan yang lainnya  sedikit sedikit. Yang mudah untuk mendeteksi tumbuhan tumbuhan adalah dengan memperhatikan sekitar tumbuhan itu adakah jejak hewan seperti gigitan rengutan pada tumbuhan itu. Bila ada indicator ini maka tumbuhan itu dapat di makan. Pada prinsipnya mengetahui tumbuhan yang dapat di makan bila kita kenal atau atas petunjuk penduduk setempat dan tumbuhan yang di makan binatang khususnya binatang menyusui dan binatang kera.
·        Fauna (hewan). Sama juga dengan tumbuhan, tergantung pada diri kita suka atau jijik. Beberapa hewan yang dapat di makan :

• Belalang
• Jangkrik
• Tempayak putih (gendon)
• Cacing
•Jenis burung
• Laron
• Lebah , larva, madu
• Siput
• Kadal bagian belakang dan ekor
• Katak hijau
• Ular potonglah sejengkal dari arah kepala dan ekor gunanya untuk menghindar dari bisa
• Binatang besar lainnya
 
Binatang yang tidak bisa di makan :
• Mengandung bisa lipan dan kalajengking
•Mengandung racun penyu laut
• Mengandung bau yang khas sigung
Bivak (bivouac)
Adalah berkemah merupakan keterampilan yang harus di miliki karena bermalam di alam bebas dengan membuat bivak  bertujuan untuk melindungi diri dari faktor alam seperti panas, hujan, angin. Membuat bivak dapat dengan peralatan yang kita bawa atau bahan yang tersedia di alam. Sebelum membuat bivak yang harus di perhatikan pilih lokasi jangan di tempat becek (banjir), jalan air di waktu hujan, hindari lokasi yang berangin keras dan di pinggir tebing yang mudah longsor.
  • Bahan yang kita bawa antara lain ponco, jas hujan, plastik lembaran, ransel, tali, golok, matras.
  • Bahan yang tersedia di alam adalah daun daunan, pohon yang utuh atau tumbang, gua dan celah celah bebatuan.

“ Orang memandang sesuatu di anggap penting atau tidak tergantung pertimbangan dan kebutuhan dan semua itu bisa juga karena keadaan “
NASIB MEMANG ADA DI TANGAN TUHAN NAMUN DEMIKIAN KITA SEBAIKNYA BERUSAHA UNTUK MENGUASAI PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN TEKNIK HIDUP DI ALAM BEBAS AGAR KITA TIDAK MENJADI KORBAN SIA SIA

Penyakit Gunung Yang Mematikan

   Hipotermia, di Indonesia adalah kematian akibat kecelakaan di gunung kebanyakan di akibatkan karena eksposur (kehilangan panas badan), di antaranya yang terpenting adalah hipotermia atau menurunya suhu tubuh. Masalah yang timbul bukan karena udara yang terlalu dingin tetapi karena si penderita itu pakain dan badannya basah terkena air hujan. Pakaian yang basah mengurangi nilai insulasi (kemampuan untuk menahan panas badan) sampai 90%. Daya tahan tubuh yang tidak bagus dan perlengkapan perbekalan yang kurang mengakibatkan suhu tubuh terus menurun hingga akhirnya mengakibatkan kematian.

Badan menjaga panas pada tubuh, agar suhu tubuh tetap normal dengan beberapa hal :
  1. Melalui pencernaan makanan. Makanan yang masuk kedalam tubuh akan menghasilakan panas tubuh melalui oksida dan ini terpenting bagi tubuh ketika sedang Beristirahat atau tidur. Pada saat itulah tubuh mengalami metabolisme dan Menghasilkan energi minimal yang di perlukan manusia. Panas yang di hasilkan dari Pencernaan makanan ini akan di hasilkan lebih banyak lagi oleh tubuh ketika sedang Bergerak dalam aktivitas gerak tubuh atau badan.
  2. Panas juga bisa di peroleh dari luar badan itu sendiri, yaitu degan memasukkan Makanan dan ninuman panas atau hangat, sinar matahari, api atau panas tubuh orang Lain.
  3. Melalui aktivitas otot yaitu dengan gerakan tubuh dan menggigil. Menggigil adalah Gerak yang timbul sebagai reaksi akibat kedinginan dan ini menghasilkan panas yang Setara dengan gerakan lari lari kecil atau kalori dari dua batang coklat ukuran sedang Yang di makan setiap jam.
  4. Reaksi alamiah yang lainnya dari tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh adalah penyempitan pembuluh pembuluh darah pada kulit. Penyempitan ini mengurangi peredaran darah pada lapisan kulit sehingga menjaga darah agar tetap dekat dengan jantung. Sebaliknya tubuh dapat pula kehilangan panas dengan beberapa cara. Setiap kali kita bernafas mengeluarkan udara panas dan ini berarti hilangnya panas dari tubuh. Hal ini tentunya tidak bisa di hindari. Penguapan keringat dari kulit dan paru paru merupakan penyumbang terbesar dari hilangnya panas badan. Namun demikian hal ini tidak bisa di hindari pula tetapi jumlah penguapan itu bisa di kendalikan dengan menggunakan pakaian yang tidak menyerap air tetapi uapnya masih dapat keluar. Panas tubuh dapat menghilang karena konduksi, misalnya pendaki yang kebasahan akibat hujan akan kehilangan sejumlah besar panas tubuh dengan cepat. Selain itu panas tubuh juga menghilang dari bagian bagian tubuh yang tidak tertutup dari udara dingin, terutama pada kepala, leher dan tangan.
Berikut ini adalah gejala gejala Hipotermia :

Suhu badan (Celsius)
Gejala gejala
37
Adalah suhu normal
36 - 35
Menggigil dengan disertai bulu roma berdiri, namun masih bisa terkendali. Mempengaruhi gerak langkah menjadi lamban dan koordinasi tubuh mulai terganggu.
35
Menggigil hingga tidak terkendali
35 - 33
Pengambilan keputusan dan koordinasi tubuh mulai kabur, langkah kaki sering tersandung, berbicara kasar (dipaksakan untuk keras)
33
Tubuh semakin menggigil. Denyut nadi dan tekanan darah mulai menurun
32 - 29
Menggigil berhenti. Kebingungan meningkat, meracau, ingatan hilang, gerakan tersentak sentak, biji mata mulai membesar.
29 - 28
Otot menjadi kaku, biji mata membesar, denyut nadi melemah dan tidak teratur, tarikan nafas melemah, warna kulit tubuh kebiru biruan, tingkah laku kacau, menuju ke arah tidak sadar
27
Pingsan dan biji mata tidak lagi menjawab gerakan cahaya, kehilangan gerakan spontan tampak seperti telah meningal
26
Koma yang sangat darurat, suhu tubuh mulai menurun dengan cepat sekali
20
Denyut jantung berhenti




























Bila kita melihat tanda tanda Hipotermia, beberapa hal yang perlu di lakukan untuk menanggulanginya :
  1. Jangan biarkan orang yang terkena hipotermia tidur, karena hal ini dapat membuatnya kehilangan kesadaran sehingga tidak mampu lagi menggangatkan badannnya sendiri. Menggigil adalah usaha secara biologis dari badan untuk tetap hangat, karena itu usahakan untuk tidak tidur.
  2. Berilah minuman hangat dan manis kepada si penderita hipotermia.
  3. Bila baju yang di pakai basah segera mungkin gantilah dengan baju yang kering.
  4. Usahakan untukmencari tempat yang aman dari hembusan angina, misalnya dengan mendirikan tenda atau pelindung lainnya.
  5. Jangan baringkan si penderita di tanah dan usahakan agar memakai alas kering dan hangat.
  6. Masukkanlah si penderita ke dalam kantong tidur. Usahakan agar kantong tidur tersebut di hangatkan terlebih dahulu ke dalam kantong tidur tersebut. Ingat, memasukkan penderita hipotermia ke dalam kantong tidur yang dingin tidak akan memadai karena badan si penderita tidak akan dapat lagi menghasilkan panas yang mampu menghangatkan kantong tidur tersebut.
  7. Letakkan yang di isi dengan air hangat (bukan panas) ke dalam kantong tidur untuk membantu memanaskan kantong tidur.
  8. Bila kantong tidur cukup lebar, maka panas badan orang yang masih sehat dapat membantu si penderita secara langsung, yaitu dengan tidur berdampingan di dalam satu kantong tidur. Kalau mungkin, dua orang masih sehat masuk ke dalam kantong tidur rangkap dua, kemudian si penderita di selipkan di tengah tengahnya.
  9. Kalau dapat buatlah perapian di kedua sisi si penderita.
  10. Segera setelah si penderita sadar berikanlah makanan dan minuman manis, karena hidrat arang merupakan bahan baker yang cepat sekali menghasilan panas dan energi.
Usaha pencegahan

 Persiapan, perlengkapan, perbekalan, pengetahuan, keterampilan, fisik dan mental adalah usaha untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan di gunung. Usaha lain untuk menghindari hal hal yang tidak di inginkan adala memberitahukan segera rencana pendakian kita secara rinci kepada orang lain, misalnya kepada tema atau kepada organisasi perkumpulan. Bila ada perubahan rencana di tengah perjalanan usahakanlah agar memberitahukan dengan segala cara, misalnya dengan menuliskan pada secarik kertas yang di masukkan ke plastik transparan yang di tempelkan pada pohon di jalan setapak yang di lalaui oleh para pendaki, atau memberitahukan kepada orang lain yang di temui di tengah perjalanan.

Sebelum melakukan pendakian ada baiknya melaporka diri kepada masayarakat setempat atau yang sudah ada yaitu pos pendakian gunung. Ini bukan saja menyangkut sopan santun tetapi juga usaha untuk menyampaikan informasi terakhir mengenai rencana pendakian kita. Bila terjadi apa apa masyarakat setempat sudah siap dan dapat mengetahui kemungkinan kemungkinan yang terjadi terhadap kita. Jelas ini akan memudahkan orang orang dan tim SAR yang akan menolong kita seandainya terjadi kecelakaan atau tersesat di perjalanan pendakian gunung.

Daftar Perlengkapan Mendaki Gunung

A. Perlengkapan Utama
1. Sepatu dan kaus kaki.
2. Ransel (frame pack, ukuran besar, 30 – 60 liter).
3. One day pack (ransel/tas kecil untuk mobilitas jarak pendek).
4. Senter dan batere dan bolam ekstra.
5. Ponco atau raincoat.
6. Matras.
7. Sleeping bag (atau sarung kalau tidak punya).
8. Topi rimba.
9. Tempat minum atau veples.
10. Korek api dalam wadah waterproof (tempat film) dan lilin.
11. Obat-obatan pribadi (P3K set).
12. Pisau saku.
13. Kompor untuk masak (kompor parafin dan parafin atau kompor tahu dan minyak tanah atau kompor gas dan tabung elpiji).
 14. Nesting dan sendok dan cangkir.
15. Peluit (bagus: peluit SOS atau whistle).
16. Survival Kit).
17. Peta dan kompas.
18. Altimeter (kalau punya).
19. Tenda (bisa diganti ponco atau lembaran kain parasut untuk dijadikan bivak).
20. Parang tebas dan batu asah.
21. Tissue gulung (untuk membersihkan perangkat makan-minum bila tidak ada air, dan alat bersih diri habis buang air besar).
22. Sandal jepit.
23. Gaiter (untuk pendakian di daerah yang banyak pasirnya).
24. Kaus tangan.
25. Personal higiene: sikat gigi, odol, sabun mandi, shampo (untuk membersihkan diri saat di desa terakhir, atau saat dalam perjalanan bertemu dengan sungai yang bisa untuk bersih-bersih diri).
26. Tali plastik (sekitar 10 meter, untuk membuat bivak atau tenda) dan tali rafia.

B. Pakaian
1. Pakaian dalam.
2. Celana pendek.
3. Celana panjang.
4. Kaos/t-shirt.
5. Sweater atau parka.
6. Jaket (tahan air).
7. Sarung.
8. Kerpus atau balaclava.
9. Scarf atau slayer.
10. Hem lengan panjang.
11. Pakaian ganti: kaus kaki, kaos, sweater, pakaian dalam.
12. Kaus tangan.
13. Jas hujan (raincoat atau ponco).

C. First Aid Kit
1. Betadine.
2. Kapas.
3. Kain kassa.
4. Perban.
5. Rivanol.
6. Alkohol 70%.
7. Obat alergi: CTM.
8. Obat maag.
9. Tensoplast (agak banyak, mis: 4 pack, terutama untuk preventif ‘blister’ yang dikenakan sebelum perjalanan dilakukan).
10. Parasetamol.
11. Antalgin.
12. Obat sakit perut (diare): Norit, Diatab
13. Obat keracunan: Norit.
14. Sunburn preventif: Nivea atau Sunblock
15. Oralit (agak banyak, untuk mengganti cairan tubuh yang hilang; kalau tidak ada bisa diganti larutan gula-garam).



D. Survival Kit
1. Kaca cermin.
2. Peniti.
3. Jarum jahit.
4. Benang nilon.
5. Mata pancing dan senar pancing.
6. Silet atau cutter.
7. Korek api dalam wadah water proof dan lilin.







E. Lain-Lain
1. KTP atau Kartu Pelajar
2. Uang
3. Buku catatan perjalanan (jurnal, diary) dan bolpen.
4. Kamera dan film (sekarang: kamera digital dan batere cadangan).
5. Radio kecil dan batere cadangan.
6. Alat komunikasi (HT, sekarang: HP).
7. Harmonika.
8. Buku puisi Chairil Anwar.
9. Buku puisi Khalil Gibran.

KADIV MOUNTENERING BLEPOOT dan KAZIEM 2013/14