Jumat, 27 September 2013

DONOR DARAH Rutin MAPALA GEMA AGRA NUSA

Tgl 29 September 2013 Mapala Gema Arga Nusa mengadakan proker rutinitas Mapala Gema Arga Nusa yaitu Donor Darah yang di laksanakan 3 Bulan sekali dan kerja sama dengan PMI sukoharjo. Dalam persiapan pelaksanaan donor darah tersebut masih banyak kendala yang di utarakan oleh koordinator pelaksanaan dari Kadiv IMPK SAR Amalia banya teman GAN ( Gema Arga Nusa ) yang gak bisa membantu dan izin tidak mengikuti pelaksanaan donor darah sementara di karenakan masih mengikuti Studi PPL di luar kampus. Untuk itu seadanya teman - teman yang hadir dan siap membantu dan bisa melaksanakan acara ini dengan lancar

PR 3

Dari jam 06.00 mulai persiapan dan menata kursi di depan Audiotorium dimana tempat ini adalah tempat pelaksanaan donor darah berlangsung Audiotorium Universitas Veteran Bangun Nusantara ( Univet Bantara). Dari jam 08.00 Petugas PMI datang dan Tim Pecari massa menyebar yang di Koordinator Pengganti yaitu Lutfi Mustofa yang sering di sapa MONDIR. sangat semangat sekali sehingga banyak yang ikut untuk donor dan banyak wajah baru yang mengkuti donor darah ini lantaran banyak mahasaiswa baru yang juga ingin mendonorkan darahnya. Dan kesempatan ini membuat Tim Panitia dari Gan untuk memperkenalkan MAPALA GEMA ARGA NUSA kepada mahasiswa baru agar mereka untuk ikut UKM MAPALA yang sudah di jadwalkan setiap jam 15.00 wib Latihan Panjat dan Caving di wall climbing. Karena suara rappernya MONDIR membuat mahasiswa berdatangan dan berpartisipasi untuk mendonorkan darahnya. Dari 95 pendaftar donor darah hanya 89 peserta yang berhasil darahnya untuk di donorkan dan yang lain mungkin 3 bulan ke depan bisa mengikutinya. Dari bnyakanya peserta Mapala GAN sangat beruntung Pembantu Rektor 3 Drs. Lies Sudibyo Menghadiri Pelaksana Donor darah tersebut.



Jam 13.00 Wib berakhir sudah Donor darah di laksanakan. Untuk acara dilaksanakan dengan lancar dan ada beberapa pengurus Mapala GAN yang bisa membantu yang izin sudah bisa membantu lagi. hasil dari evaluasi banyak teman yang kurang koordinasi setiap seksi, untuk itu 3 bulan kedepan tepatnya tanggal 19 Desember  2013 Semoga kedepanya lebih baik dan banyak mahasiswa baru yang ikut menjadi panitia pelaksana. Hallooo GAN "GAN JAYA" (surya.m.vanpesie)


 # DONOR DARAH

Bila mendengar kata "Donor Darah", tentunya sudah tidak asing dengan PMI (Palang Merah Indonesia). PMI merupakan salah satu organisasi yang melayani kegiatan donor darah di Indonesia yang mulai terbentuk pada tanggal 3 September 1945, yang juga kemudian ditetapkan sebagai Hari PMI.
Semakin meningkatnya permintaan darah terkadang menyebabkan PMI mengalami kekurangan stok darah, terutama di bulan ramadhan dan setelah lebaran. Hal ini disebabkan antara lain karena masih banyak masyarakat yang terkontaminasi dengan mitos donor darah (penularan penyakit, donor darah menyebabkan tekanan darah menjadi rendah, dan lain sebagainya), sehingga calon pendonor pun menjadi takut untuk melakukan donor darah. Padahal dengan melakukan donor darah selain dapat bermanfaat bagi orang lain ternyata juga memiliki manfaat bagi tubuh kita, diantaranya :
  • Mengetahui golongan darah
  • Memeriksakan kesehatan secara teratur (donor darah dilakukan 3 bulan sekali) meliputi : tekanan darah, nadi, suhu, tinggi dan berat badan, hemoglobin, penyakit dalam, penyakit hepatitis A dan C, Penyakit HIV / AIDS
  • Mengurangi kelebihan zat besi dalam tubuh
  • Pendonor yang rutin mendonorkan darahnya setiap 3 bulan sekali dapat menurunkan resiko terkena penyakit jantung, terutama pada laki - laki sebesar 30% (British Journal Heart) seperti serangan jantung koroner dan stroke karena memungkinkan terjadinya pergantian sel darah baru, dan badan merasa sehat
  • Membakar kalori dalam tubuh
 
 

Kamis, 26 September 2013

Syarat-syarat teknis menjadi donor darah:


  • Umur 17-60 tahun( usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat izin tertulis dari orang tua)
  • Berat badan minimal 45 kg
  • Temperatur tubuh: 36,6 – 37,5 derajat Celcius
  • Tekanan darah baik yaitu sistole = 110 – 160 mmHg, diastole = 70 – 100 mmHg
  • Denyut nadi teratur yaitu sekitar 50 – 100 kali/ menit
  • Hemoglobin baik pria maupun perempuan minimal 12,5 gram
  • Jumlah penyumbangan per tahun paling banyak lima kali dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya tiga bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor.
***
Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan:
  • Pernah menderita hepatitis B
  • Dalam jangka waktu enam bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis
  • Dalam jangka waktu enam bulan sesudah transfusi
  • Dalam jangka waktu enam bulan sesudah tato/tindik telinga
  • Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi
  • Dalam jangka waktu enam bulan sesudah operasi kecil
  • Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar
  • Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, kolera, tetanus dipteria, atau profilaksis
  • Dalam jangka waktu dua minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemicameasles, dan tetanus toxin
  • Dalam jangka waktu satu tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic
  • Dalam jangka waktu satu minggu sesudah gejala alergi menghilang
  • Dalam jangka waktu satu tahun sesudah transplantasi kulit
  • Sedang hamil dan dalam jangka waktu enam bulan sesudah persalinan
  • Sedang menyusui
  • Ketergantungan obat
  • Alkoholisme akut dan kronis
  • Mengidap Sifilis
  • Menderita tuberkulosis secara klinis
  • Menderita epilepsi dan sering kejang
  • Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan ditusuk
  • Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya kekurangan G6PD, thalasemia, dan polibetemiavera
  • Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang berisiko tinggi mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, dan pemakai jarum suntik tidak steril)
  • Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan saat donor darah.
* * *
Tambahan Info dari blognya dony disini.
sedikit fakta tentang darah, dengan harapan anda, saya atau siapapun dapat mengenal lebih tentang darah kita
  1. Satu kantung/labu darah yang kita sumbangkan, rata-rata bisa menyumbang untuk 3 kehidupan(tambahan: dan hanya awet selama 28 hari/ 4 minggu)
  2. Orang dewasa yang sehat minimal 17 tahun, dan setidaknya mempunyai berat 110 lbs (+/- 45 kg), dapat menyumbangkan sekitar satu labu setiap 56 hari, atau setiap dua bulan.
  3. Empat utama sel darah merah tipe: A, B, AB dan O. RH faktor bisa positif atau negatif. AB merupakan penerima universal; O negatif adalah universal donor sel darah merah.
  4. Satu unit darah dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen: sel darah merah, plasma, platelets dancryoprecipitate.
  5. Sel darah merah membawa oksigen ke organ-organ tubuh dan jaringan. Sel darah merah tinggal sekitar 120 hari dalam sistem peredaran darah.
  6. Platelets mempromosikan darah dan memberi mereka yang leukemia dan kanker lainnya kesempatan untuk hidup.
  7. Plasma adalah kuning pucat campuran air, protein dan garam. Plasma, yang 90 persen air, membuat sampai 55 persen dari volume darah.
  8. 42 hari: lamanya sel darah merah dapat disimpan. Lima hari: lamanya platelets dapat disimpan. Satu tahun: lamanya plasma beku dapat disimpan. (ini masih menjadi perdebatan karena di Indonesia usia penyimpanan Sel darah merah itu hanya 28 hari atau sekitar 4 minggu)
  9. Anak-anak yang dirawat untuk kanker, bayi prematur dan anak-anak yang memerlukan operasi jantung dan darah platelets dari donor dengan berbagai jenis, khususnya jenis O.
  10. Pasien penderita kurang darah memerlukan transfusi darah untuk meningkatkan tingkat sel darah merah. Kanker, transplantasi dan trauma pasien, serta pasien yang menjalani operasi jantung terbuka memerlukan platelet transfusions untuk bertahan hidup.
  11. Tes tigabelas (11 untuk penyakit menular) yang dilakukan pada setiap unit darah yang disumbangkan.
  12. 17 persen dari non-donor memberikan alasan “never thought about it” sebagai alasan utama untuk tidak menjadi donor, sedangkan 15 persen mengatakan mereka sudah terlalu sibuk.
  13. # 1 alasan donor darah mereka berikan adalah karena mereka “ingin membantu orang lain.
  14. Jika semua memberi donor darah tiga kali dalam setahun, kekurangan darah akan menjadi peristiwa langka di dunia ini
  15. 46,5 gallons: jumlah darah yang dapat disumbangkan jika anda mulai pada usia 17 dan donasi setiap 56 hari hingga mencapai 79 tahun.
  16. Empat langkah mudah untuk menyumbangkan darah: sejarah medis, tes fisik cepat, donor dan makanan ringan.
  17. Donor darah biasanya hanya memakan waktu sekitar 10 menit (namun bisa memperpanjang nyawa yang membutuhkan, selama bertahun2 lagi). Seluruh proses – mulai dari waktu anda masuk ke waktu yang meninggalkan – berlangsung sekitar satu jam. Setelah menyumbangkan darah, tubuh anda mengganti cairan dalam 1 jam dan sel darah merah dalam waktu empat minggu. Delapan bulan yang diperlukan untuk mengembalikan besi hilang setelah sumbangan.
  18. Darah membuat sampai sekitar 7 persen dari berat badan Anda. Memberikan darah tidak akan menurunkan kekuatan.
  19. Anda mendapat cek kesehatan gratis pada saat anda menyumbangkan darah :) .

Senin, 09 September 2013

Dasar-dasar panjat tebing



Namanya juga hobi panjat tebing, tentu saja tebing merupakan prasarana dalam kegiatan panjat tebing. Pengetahuan dasar tentang tebing yang harus diketahui antara lain: Bentuk tebing, bagian tebing yang dilihat secara keseluruhan mulai dasar sampai puncak. Bagian-bagiannya antara lain blank (bentuk tebing yang mempunyai sudut 90derajat atau biasa disebut vertikal), overhang (bentuk tebing yang mempunyai sudut kemiringan antara 10-80 derajat), roof (bentuk tebing
yang mempunyai sudut 0 atau 180 derajat, terletak menggantung), teras (bentuk tebing yang mempunyai sudut 0 atau 180 derajat, terletak menjorok ke dalam tebing), dan top (bagian tebing paling atas yang merupakan tujuan akhir suatu pemanjatan).
Lalu ada soal permukaan tebing yang merupakan bagian dari tebing yang nantinya akan digunakan untuk berpegang dan berpijak dalam suatu pemanjatan. Bagian ini di kategorikan menjadi tiga bagian: face (permukaan tebing yang mempunyai tonjolan), slap/friction (permukaan tebing yang tidak mempunyai tonjolan atau celah, rata, dan mulus tidak ada cacat batuan), dan fissure (permukaan tebing yang tidak mempunyai celah/crack).
Dengan mengenali pengenalan dasar atas medan yang hendak ditempuh, para pemanjat akan langsung bisa mempersiapkan teknik penaklukannya dan mengurangi tingkat kesulitannya.
Untuk memudahkan estimasi tingkat kesulitan tersebut, biasanya digunakan sistem desimal yang dimulai dari angka lima (mengacu pada standar tingkat kesulitan yang dibuat oleh Amerika).
Tingkat kesulitan 5,7-5,8 adalah tingkat kesulitan pemanjatan yang amat mudah. Lintasan pemanjatan untuk pegangan dan pijakan sangat banyak, besar, dan mudah didapat. Sudut kemiringan tebing belum mencapai 90 derajat.
Tingkat kesulitan 5,9. Tingkat kesulitan pemanjatan yang mulai agak sulit karena jarak antara pegangan dan pijakan mulai berjauhan tetapi masih banyak dan besar.
Tingkat kesulitan 5,10. Pada tingkat ini pemanjatan mulai sulit karena komposisi pegangan dan pijakan sudah bervariasi besar dan kecil. Jarak antar celah dan tonjolan mulai berjauhan. Terdapat dua tumpuan tangan dan satu tumpuan kaki, faktor keseimbangan mulai dibutuhkan.
Tingkat kesulitan 5,11. Tingkat kesulitan ini lebih sulit lagi karena letak antara pegangan yang satu dengan pegangan yang lainnya berjauhan dan kecil-kecil yang hanya bisa dipegang oleh beberapa jari saja, kedua tungkai melakukan gerakan melebar agar kaki dapat bertumpu pada tumpuan berikutnya. Keseimbangan tubuh sangat berpengaruh, bentuk tebing yang dilalui pada lintasan ini terdapat variasi antara tebing gantung dan atap.
Tingkat kesulitan 5,13-5,14. Jalur lintasan ini bervariasi antara tebing gantung dan atap dengan satu tumpuan kaki dan satu tumpuan tangan. Pemanjat mulai melakukan gerakan gesek (friction) dan bertumpu pada ujung jari (edginh) bahkan harus mengaitkan tumit pada pijakan (hooking).
Selain kriteria kesulitan ini, Negara lain juga membuat tingkat kesulitan sesuai dengan penilaian masing-masing, antara lain Jerman, Perancis, UIAA (Union Internationale des Association Alpines).

Tehnik Dasar yang Umum
1. Pertahankan 3 titik kontak. 2 tangan dan 2 kaki total semuanya jadi 4 kontak. Waktu kamu manjat usahakan 1 kontak mencari pegangan atau pijakan dan 3 lainnya tetap menempel pada tebing. Dengan cara ini kamu enggak bakal cepet cape.
2. Usahakan tangan selalu lurus ( jangan membengkokan siku). Waktu meraih pegangan tangan setinggi apapun segera jatuhkan badan kamu dengan menekuk kedua lutut dan meluruskan tangan. Kalo kamu terus2an membengkokan siku waktu manjat dan mencengkram dengan keras dijamin tangan kamu cepet lemes. Dengan tangan lurus sebagian beban tubuh ditunjang oleh otot bahu dan dada jadinya lebih enteng.
3. Manjat dengan kaki dan bukan tangan. Karena kaki lebih kuat maka sering2lah mendorong vertikal dengan kaki kamu bukannya menarik vertikal dengan tangan kamu.
Dalam penguasaan tehnik kita juga harus familiar dengan medan tempur. Jenis bebatuan tebing akan sangat menentukan tehnik apa yang kita perlukan agar bisa manjat kepuncak dengan mulus. Tebing dan bebatuanlah yang bakal mendikte kita dan memaksa kita untuk begini dan begitu. Proses inilah yang membuat pemanjat tebing dan seorang pelaku boulder (pemanjat batuan besar) bersahabat dengan alam. Makanya selain kita harus tau nama dari tehnik itu sendiri kita juga harus mengenal nama dari bentuk pegangan/ pijakan yang bakalan dipake.
Untuk pemula, coba aja di papan panjat buatan dahulu sebelum ke tebing yang sesungguhnya …
Selamat Mencoba …
Di ambil dari berbagai macam sumber …

Sejarah Caving Di Indonesia

Caving atau penelusuran gua, boleh dibilang cukup lama dikenal Indonesia. Persisnya kegiatan ini sudah mulai marak tahun 1980-an, ketika Persatuan Speleologi dan Caving Indonesia (Specavina) dibentuk di Bogor dengan tokoh-tokohnya antara lain dr. Ko King Tjoen, Norman Edwin (alm), Dr. Budi Hartono, dan Effendi Soleman. Mulailah dari sini kegiatan yang jadi hobi baru kala itu menyebar, terutama di kampus-kampus.

Hobi ini agaknya di awal perkembangannya terseok-seok karena yang didalaminya tak melulu keterampilan fisik saja namun juga aspek ilmiahnya. Selain, peralatan yang dibutuhkan pun sulit dibeli di sini. Specavina, ketika itu pula agak selektif membagi ”ilmu” pada peminat. Hanya mereka yang memiliki latar belakang keilmuan atau yang menyukai pengetahuan tentang speleologi yang boleh bergabung. Specavina sebagai pelopor ketika itu sengaja lebih menonjolkan unsur ilmiahnya (speleologi) ketimbang ”olahraganya” (caving).

Salah satu aspek yang harus diketahui penggemar caving adalah pengetahuan dasar geologi. Terutama bagaimana awal gua itu terbentuk, di daerah mana bisa ditemukan, sifat batuannya, jenis gua, dan sebagainya. Dengan dasar pengetahuan ini, caver (penelusur gua) bisa dengan mudah menemukan gua. Sebab, mereka hanya akan mendatangi wilayah yang banyak terdapat batu gamping.
Secara teori demikianlah adanya. Gua banyak terdapat di kawasan batu gamping (karst). Berbekal pengetahuan itu pula jika bisa membaca peta geologi, maka di mana saja sebaran daerah karst, di sana tujuan yang tepat untuk perjalanan melakukan ekspedisi.

Aspek lain yang tak kalah penting adalah biologi gua (biospeleologi). Memang tak harus menjadi ahli biologi dulu baru bisa menekuni caving. Tapi paling tidak dengan modal ”baca-baca” dulu, penelusur gua bisa membandingkan flora fauna antara gua yang satu dengan lainnya. Atau mungkin dia menemukan spesimen baru yang bisa menambah khasanah pengetahuan biologi gua di Indonesia. Dia pun menjadi tahu bagaimana cara menyimpan koleksi itu dengan baik sebelum dibawa ke pakarnya untuk diidentifikasi.

Keunikan
Fauna gua terbilang unik. Semuanya beradaptasi dengan lingkungan gelap abadi tak hanya terbilang puluhan atau ratusan, tapi ribuan tahun. Mereka berevolusi disesuaikan dengan alamnya yang gelap gulita. Di sebuah gua di Amerika pernah ditemukan salamander transparan dan tak bermata (eyeless), bahkan buta (blind). Diduga salamander itu terjebak di dalam gua dan tak bisa keluar.
Untuk bertahan hidup satwa itu mengembangkan indera peraba dan perasanya sedemikian rupa untuk menggantikan fungsi matanya. Lama-kelamaan alat penglihatan itu tertutup selaput karena mubazir.
Begitu pun flora dalam gua yang beradaptasi dengan lingkungan gelap total. Tumbuhan untuk hidup di permukaan memerlukan sinar matahari. Tumbuhan berdaun belum pernah dilaporkan ditemukan di dalam gua. Yang lazim dijumpai adalah aneka jamur yang bentuknya aneh-aneh. Misalnya ada jamur yang memiliki leher yang panjang, dengan topi kecil namun lunglai.
Di Indonesia penemuan satwa gua yang terbilang sensasional pernah terjadi. Tapi sayangnya itu tak tercatat di lembaga resmi pemerintah atau internasional. Di tahun 1980-an, persisnya tahun berapa sudah .lupa, klub penelusur gua Garbhabhumi dari Jakarta ketika terjadi gerhana matahari total, masuk ke Gua Ngerong di Tuban, Jawa Timur. Bentuk gua itu adalah gua air yang merupakan sungai.
Klub yang dipimpin Norman Edwin (alm) saat itu menerobos masuk dan melawan arus dengan perahu karet. Tak sampai satu kilometer, mereka terbentur air terjun. Setelah memanjat air terjun, langkah mereka terhenti sebab di bagian atasnya terdapat mata air. Lorong itu mungkin bisa ditelusuri lebih jauh, namun memerlukan teknik dan peralatan diving. Diputuskan ketika itu untuk stop dan kembali ke luar.
Di bagian inilah mereka secara tak sengaja melihat kelap-kelip di dalam air yang memantul dari sinar lampu. Ternyata barang yang mengkilat itu adalah ikan. Setelah dipelototin lebih dekat lagi, ikan itu tak bermata dan transparan.
Dibalut rasa girang, spesimen itu dibawa ke Jakarta untuk diidentifikasi. Beberapa bulan ikan yang mirip anak tawes itu masih hidup dalam akuarium yang dikondisikan seperti di alamnya oleh Riza Marlon (kini juru foto profesional).
Oleh Yatna Supriatna, kini doktor biologi, temuan itu diidentifikasi sebagai Puntius microps. Sebagai pembanding, satwa eyeless di gua di Amerika atau Eropa baru dijumpai di kedalaman puluhan kilo sampai ratusan. Tapi di Tuban, tak sampai 2 kilometer. Mungkin ini bisa menjadi bahan kajian ilmuwan kita yang tertarik pada cave biology. Jika di sana, gua bisa melahirkan ratusan doktor, mengapa di sini tak bisa? Takut gelapkah, becek dan bayangan mistis tentang gua yang mengakibatkan orang enggan berurusan dengannya?

**Pemetaan Gua**

Masuk gua memang bukan sekadar masuk dan mengagumi keindahan di dalamnya saja. Namun banyak yang harus dikerjakan. Apalagi ketika zaman itu belum banyak perkumpulan penelusur gua sehingga untuk mengklaimnya harus dibuktikan dengan peta dan foto-foto. Keakuratan peta sebuah gua dilihat dari siapa yang membuatnya. Sayangnya kebanggaan dan semangat untuk membuat peta gua oleh klub-klub caving di Indonesia, melempem.

Hal ini berbeda dengan kondisi klub penelusur gua di luar negeri. Mereka begitu getol menyusun peta gua hingga ke hal yang detail. Sampai akhirnya tercipta lambang-lambang khusus dalam pemetaan gua yang jelimet. Jika ada hal khusus yang ditemukan, misalnya speleothems (bentukan gua seperti stalaktit, stalakmit, gourdam, straws, pearls cave dan sebagainya) yang mungkin istimewa bentuknya, biasanya peta itu dibuat irisan dengan gambar detail atau lambang. Di peta tersebut biasanya tercantum grade, semakin tinggi angka yang tercantum dalam grade itu maka semakin akurat peta itu dibuat.
Di sana yang enak adalah generasi selanjutnya. Jika ingin masuk gua tinggal masuk dengan panduan peta. Namun penelusur di sana bukan sekadar mengikuti petunjuk peta.

Bila denah yang dibuat sebelumnya ada kesalahan maka akan dikoreksi dan dilaporkan ke paguyuban penelusur gua. Maka tak mengherankan jika kini hampir pasti peta gua di negara-negara maju, akurat. Semua gua sudah terpetakan yang diikuti dengan data base yang lengkap.
Saking lengkapnya, mereka bisa tahu mana gua yang terpanjang atau yang terdalam di dunia. Gua yang terdalam dan sampai kini belum terpecahkan rekornya adalah Voronja Cave di Georgia, pecahan bekas Uni Soviet, yakni 1.710 meter.

Bayangkan untuk menuruninya berapa panjang tali yang dipakai dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk sampai ke dasar gua. Sementara gua yang terpanjang dan kompleks sekali lorong-lorongnya adalah Mammoth Cave di Amerika Serikat yakni, 563,270 km dan dalamnya -116 m. Lebih lengkapnya silakan klik www-sop.inria.fr/agos-sophia/sis/DB/database.html. Di sini ada sedikit data gua di Indonesia.

Kabar bahwa pemetaan gua tak begitu berjalan di Indonesia, sudah bisa dimaklumi. Karena penggemar caving di sini cenderung menyukai dari sisi olahraga dan petualangannya. Aspek ilmiah bukannya tak menarik, tapi kurang menguasai. Pakar biologi atau geologi yang sesungguhnya di Indonesia, adakah yang membangun tesis dari gua? Kalaupun ada mungkin jumlahnya tak sampai hitungan jari sebelah tangan.

**Incaran Dunia**

Potensi gua di negeri ini sebetulnya tak kalah menarik dengan yang ada di luar negeri. Ketika tahun 1980-an, wilayah ini menjadi incaran caver dunia. Berbagai cara mereka lakukan untuk bisa caving di sini, namun terbentur peraturan yang menyebutkan peneliti asing harus seizin LIPI. Adanya peraturan itu sebetulnya ada bagusnya. Mereka jadi tak seenaknya ”mengeksplorasi” gua di Indonesia. Sayangnya, kesempatan itu tak dipakai oleh penelusur gua kita untuk menjadikan dirinya sebagai yang pertama.

Belakangan seorang ahli geologi yang juga seorang caver berkebangsaan Inggris, Tony Waltham, masuk lewat jalur sebuah departemen. Dia datang konon membantu pengairan di daerah Gunung Kidul yang tandus.

Sebagai pakar geologi, dia tahu betul bahwa air di sana hanya dijumpai di sungai bawah tanah alias di dalam gua-gua. Dia pun paham bahwa Gunung Kidul adalah kawasan karst yang nota bene adalah sarangnya gua yang belum diutak-atik oleh caver mana pun. Sepulangnya dari Indonesia tak lama kemudian terbitlah buku tentang gua-gua di sana, berikut foto-foto yang menawan.
Potensi gua yang masih menjanjikan, menurut peta geologi terletak di Sulawesi dan Papua. Tapi yang menantang adalah yang di Papua. Di peta tertulis selain kawasan karstnya luas, juga ”ketebalannya” mencapai ribuan meter. Artinya, jika ada gua vertikal (pothole) di Papua maka kedalamannya berpotensi mengalahkan Gua Voronja di Georgia!!